Senin, 22 April 2019

Makalah/Resume Peran Organisasi Kemahasiswaan Terhadap Masyarakat


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
Sikap masyarakat terhadap organisasi mahasiswa pada saat ini ada yang menyikapinya dengan pandangan positif ada juga yang negatif. Di televisi tentunya kita sering melihat banyak mahasiswa yang terlibat dalam tawuran dan ada yang terlibat dalam kasus teroris.
Padahal mahasiswa pada saat ini merupakan harapan terbesar bagi masyarakat menjadi penyambung lidah rakyat utamanya pembawa perubahan di masyarakat (Agen social of cahange). Salah satu potensi, mahasiswa sebagai bagian dari kaum muda dalam tatanan masyarakat yang  berperan langsung dalam tiap fenomena sosial, harus mampu mengimplementasikan kemampuan keilmuannya dalam  perubahan keumatan kearah yang lebih baik.
Peran  mahasiswa dalam setiap perubahan tatanan kenegaraan selama ini sudah menjadi jargon dan pilar utama terjaminnya sebuah tatanan kenegaraan yang demokratis. Dan  semua itu tak terlepas dari Dunia Organisasi Mahasiswa yang merupakan sebuah alur dalam pembelajaran diri dan wadah pendewasaan. Selain berfungsi sebagai pembelajaran diri, organisasi mahasiswa merupakan wahana bagi mahasiswa berempati dengan situasi yang terjadi di masyarakat. Negara berkembang layaknya Indonesia, banyak dihadapkan masalah-masalah sosial terutama menyangkut kesenjangan ekonomi, kecurangan, ketidakadilan, dan ketidakstabilan politik. Organisasi mahasiswa bersinggungan langsung dengan persoalan-persoalan ini, sehingga menemukan solusi atas apa yang terjadi.

1.2.    Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Manajemen dan sebagai bahan bacaan untuk memperluas ilmu pengetahuan dan pemehaman terhadap masyarakat dalam menyikapi organisasi kemahasiswaan.



1.3.    Rumusan Masalah
Pembahasan saya akan merujuk pada masalah –masalah berikut :
a.     Apa yang dimaksud organisasi mahasiswa ?
b.     Bagaimana fungsi dan peran organisasi mahasiswa  ?
c.      Bagaimana paradigma masyarakat terhadap organisasi kemahasiswaan ?

1.4.    Metode Penulisan
Metode penulisan yang saya gunakan dalam meyusun makalah ini menggunakan metode observasi dan kepustakaan.
Cara – cara yang digunakan dalam metode ini adalah study pustaka. Dalam metode ini penulis membaca buku dan situs internet yang berkaitan dengan penulisan makalah ini,



















BAB II
PEMBAHASAN

A.   Organisasi Mahasiswa

Dunia Organisasi Mahasiswa merupakan sebuah alur dalam pembelajaran diri dan wadah pendewasaan. Selain berfungsi sebagai pembelajaran diri, organisasi mahasiswa merupakan wahana bagi mahasiswa berempati dengan situasi yang terjadi di masyarakat. Negara berkembang layaknya Indonesia, banyak dihadapkan masalah-masalah sosial terutama menyangkut kesenjangan ekonomi, kecurangan, ketidakadilan, dan ketidakstabilan politik. Pada dasarnya Organisasi mahasiswa adalah sebuah wadah berkumpulnya mahasiswa demi mencapai tujuan bersama.
Fasilitas-fasilitas yang diberikan pihak kampus seyogyanya bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk menempa kepekaan mereka. Aktif di ormawa seperti BEM, BLM, UKM dll akan mendekatkan mahasiswa kepada tingkat riil kepekaan kondisi masyarakat. Dengan demikian, akan ada bekal khusus ketika seorang mahasiswa lulus dari pendidikan kampus.
Disamping untuk melatih dan mengajarkan diri mahasiswa untuk menjadi mahluk sosial yang peka terhadap lingkungan disekitarnya organisasi juga menjadikan mahasiswa yang mandiri dan lebih disiplin lagi. Mahasiswa yang aktif berorganisasi secara konsisten semata – mata memiliki pemahan bahwa organisasi kemahasiswaan merupakan sebuah sarana yang efektif dalam mengkader dirinya sendiri untuk ke depan. Mempunyai keyakinan pandangan bahwa kampus merupakan tempat menimba ilmu yang tidak terbatas hanya kepada pelajaran semata.
Dengan bergabung aktif dalam organisasi kemahasiswaan yang bersifat intra ataupun ekstra kampus berefek kepada perubahan yang signifikan terhadap wawasan, cara berfikir, pengetahuan dan ilmu – ilmu sosialisasi, kepemimpinan serta manajemen kepemimpinan yang notabene tidak  diajarkan dalam kurikulum normatif Perguruan Tinggi.

B. Fungsi Dan Peran Organisasi Mahasiswa

Ketika melihat korelasi hubungan mahasiswa dengan masyarakat pada saat sekarang dengan kondisi dulu pada zaman pra kemerdekaan, akan terasa ada nuansa yang jauh berbeda. Jika dulu, mahasiswa melalui organisasi di kampus, baik itu intra maupun ekstra universitas, tidak melihat perjuangan perubahan sosial hanya sebatas dunia kampus saja. Mereka rela turun gunung untuk membantu memberi pendidikan kemasyarakat, baik itu melalui forum-forum diskusi maupun mimbar bebas di alun – alun desa / kota. Ada hubungan yang bisa dikatakan mesra  antara mahasiswa dan masyarakat pada saat itu.
Namun sekarang, kita bisa sama-sama melihat orientasi perjuangan dan pergerakan organisasi mahasiswa malah cenderung kampus oriented. Sangat jarang kegiatan – kegiatan bersama masyarakat dilakukan.Kalau pun ada, hanya pada saat – saat Praktik Kerja Lapangan (PKL)  atau pun Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Dunia mahasiswa hari ini adalah bagaimana caranya menyelamatkan diri masing – masing dengan cara secepatnya menyelesaikan studi dan bekerja. Seolah-olah tugas kemasyarakatan hanyalah tugas pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) saja. Ini adalah bentuk pergeseran paradigma yang semakin menambah dalam gapantara dunia ilmu pengetahuan dan masyarakat. Dari kaca mata idealnya, hubungan organisasi mahasiswa dan masyarakat adalah hubungan saling membutuhkan dan mengembangkan.Ilmu pengetahuan yang diproduksi di kampus seyogyanya ditransformasikan kekehidupan bermasyarakat. Organisasi mahasiswa tidak boleh alpa dalam mengadvokasi masyarakat baik itu yang berada dalam lingkungan sekitar kampus maupun secara umum.
Dalam menjalankan amanah sebagai agent of change , organisasi mahasiswa sangat dibutuhkan peran strategisnya dalam membantu masyarakat. Hal ini di karenakan ada beberapa potensi dan kekuatan dalam sebuah  organisasi :
·        Pertama, organisasi mahasiswa memiliki potensi untuk menggerakkan massa yang cukup rill.
·         Kedua, memiliki legitimasi sebagai representasi universitas untuk melakukan sesuatu kegiatan.
·         Ketiga, organisasi mahasiswa memiliki kader-kader yang mumpuni dan cenderung lebih berkomitmen untuk aktif membangun masyarakat.
Sejatinya mahasiswa melalui wadah organisasi kemahasiswaan tidak menjadi menara gading yang angkuh di tengah sulit nyakon disimasyarakat.  Teori - teori yang diperoleh di kampus tidak akan menemukan esensinya jika tidak diterapkan di masyarakat. Untuk itu, organisasi mahasiswa sudah waktunya kembali ke khittahnya sebagai pengayom dan selalu hadir di masyarakat.        Dan melaksanakan fungsinya sebagai  social control termasuk terhadap kebijakan menindas. Mahasiswa dalam hal ini sudah menunjukkan diri sebagai salah satu potensi yang dapat diandalkan dalam upaya menuju tatanan masyarakat yang berkeadilan.Dan distribusinya baik secara kualitas maupun kuantitas dalam segala aspek kehidupan sosial sudah semestinya diperhitungkan.
Bentuk keberhasilan dalam mewujudkan sebuah tatanan masyarakat berkeadaban di Indonesia adalah dengan semakin kecilnya angka kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, peningkatan taraf ekonomi dan pendidikan, dan lain sebagainya. Namun, itu semua hanya akan menjadi mimpi belaka manakala semua konsep-konsep yang dibangun dan berbasis kerakyatan tersebut tidak dibarengi dengan strategi yang matang dan jitu ke arah tujuan tersebut. Dan maksimalisasi fungsi mahasiswa dan kaum muda dalam tiap laju demokratisasi merupakan salah satu pilar utama yang perlu diperhatikan.
Sekali lagi, peran mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat sosial ditunggu. Diharapkan mahasiswa mampu memainkan peran yang strategis.

C. Paradigma Masyarakat Terhadap Organisasi Kemahasiswaan.

Pandangan masyarakat terhadap organisasi kemahasiswaan pada saat ini mungkin sudah sedikit jauh berbeda dengan  masyarakat pada zaman pra kemerdekaan, jika dulu para mahasiswa bersama organisasinya turun kelapangan melakukan aksi demonstrasi untuk kepentingan rakyat. Melalui gerakan mahasiswa 1966 dan 1998, telah terbukti bahwa mahasiswa melalui organisasinya baik yang bersifat internal kampus maupun eksternal kampus mempunyai bargaing position tersendiri yang ikut serta dalam menentukan maju atau mundurnya negara dan bangsa. Pada tahun 1966, kita mengenal adanya DM UGM ( Dewan Mahasiswa Univ. Gadjah Mada ), DEMA ITB ( Dewan Mahasiswa Institut Teknologi Bandung ), dan Senat–senat Mahasiswa lainnya. Organisasi–organisasi tersebut akhirnya melebur menjadi satu menjadi SAYA ( Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia ) yang lahir dari gagasan mahasiswa Univ. Indonesia. SAYA merupakan suatu bentuk representasi mahasiswa Indonesia dalam menyuarakan protes terhadap ketidakadilan yang dilakukan oleh rezim Soekarno yang menjadi pemerintah pada saat itu. Kita mengenal protes tersebut sebagai TRITURA ( Tiga Tuntutan Rakyat ). Pada tahun 1998, Organisasi mahasiswa pun bangkit kembali dalam menanggapi persoalan bangsa yang berupa jatuhnya perekonomian negara dan timbulnya krisis multidimensi yang disebabkan oleh rezim Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun. Sekali lagi organisasi mahasiswa menunjukkan posisinya yang tak tergoyahkan sebagai pejuang bangsa yang selalu siap memperjuangkan tidak hanya aspirasi mahasiswa saja tetapi juga tetapi juga amanat penderitaan rakyat.
 Tapi sekarang relitas dilapangan sungguh jauh berbeda, para pemuda banyak melakukan aksi demonstrasi yang didasari oleh kepentingan elit politik, mereka melakukan tawuran dan bahkan ada yang mengatasnamakan agama dengan menjadi anggota teroris. Aksi-aksi mahasiswa terkesan kehilangancomon enemy (musuh bersama).Solidaritas gerakan mahasiswa semakin mencair ke dalam ke-akuan masing-masing. Kampusku, organisasiku, idiologiku, dan keaku-akuan yang lain. Meskipun tidak bisa dipungkiri masih ada beberapa organisasi yang tetap konsisten menjadi corong kepentingan rakyat dengan tetap melakukan aksi-aski turun ke jalan.
Ironisnya, mencairnya gerakan mahasiwa ke dalam internal kampus tidak menjadikan organisasi mahasiswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan social society dan memiliki bargaining posisioning dalam mensikapi kebijakan-kebijakan biokrasi kampus dan mengakomodir aspirasi dan menjadi juru bicara mahasiswa. Kondisi semacam ini semakin diperparah lagi dengan tingkah pola segelintir Mahasiswa yang meng-klaim dirinya sebagai “aktivis kampus” yang justru menjurus kepada pembenaran atas kecendrungan analisa negatif sebagai Mahasiswa lainnya tersebut. Bahkan, sebagian di antaranya cendrung “arogan”, merasa paling intelek dengan tidak menghiraukan keberadaan lingkungan sekitarnya.
“Aktivis Kampus” seperti ini kerap berbicara soal Demokrasi, tapi di saat itu juga cendrung “Otoriter”, memaksakan kehendak dan tidak bisa menerima perbedaan dan pendapat yang lain. Membahas “revolusi”, tapi tidak diimbangi dengn revolusi akhlak dalam dirinya yang masih jauh dari nilai-nilaifitri.Berdebat tentang Konsep Ketuhanan namun tak nampak “sifat-sifat” Tuhan dalam dirinya, seperti rahman, Rahim.Maka kalau kondisi ini terus dibiarkan, maka tidaklah heran organisasi mahasiswa mengalami degradasi dan deteroiorasi dalam skala aksi maupun subtansi.Dan hal inilah yang pada akhirnya menyebabkan kaderisasi menurun drastis baik kualitas maupun kuantitas.
Melihat begitu banyak peristiwa yang terjadi pada saat ini masyarakat menjadi takut dan kuwatir akan kegiatan organisasi mahasiswa, dan karena itulah tidak banyak diantara mereka yang tidak mengizinkan putra – putri mereka untuk terlibat dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan. Mereka hanya melihat nilai negativnya saja tanpa mau melihat nilai fositinya dulu.
Lantas bagaimana cara merubah pandangan negativ masyarakat terhadap organisasi mahasiswa pada saat ini ?
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan :
a.  Jangan lagi ada aksi demo yang sering membuat bentrokan dengan aparat keamanan,  ada pilihan lain yang menurut pandangan saya lebih mengena dan lebih santun dan meminimalisir terjadinya bentok fisik dengan aparat keamanan sehingga tidak terjadi kericuhan, tidak lain dan tidak bukan adalah  dengan cara membudayakan dan mengembangkan kegiatan intelektual nenulis.Dengan menulis kita bisa menuangkan beberapa gagasan dan bisa di baca oleh semua kalangan dari kuli pasar sampai kuli intelek di dalam kelas.
b.  Organisasi mahasiswa harus lebih meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dengan menghadapkan langsung pada persoalan – persoalan kerakyatan.
c.   Supaya berjalan seimbang fungsi unversiti sebagai fungsi masyarakat harus dilaksanakan tidak hanya terbatas pada simbol, tetapi benar – benar real dalam aplikasinya.

Mengembalikan suatu kepercayaan sangatlah susah tapi ada pepatah yang mengatakan bahwa “ bersusah – susah dahulu, bersenang – senang kemudian “ pada dasarnya dibutuhkan usaha dalam mencapai satu tujuan dan untuk merubah satu hal besar ada baiknya kita mulai dari hal yang kecil dulu.























BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan

Organisasi Mahasiswa merupakan sebuah alur dalam pembelajaran diri dan wadah pendewasaan. Selain berfungsi sebagai pembelajaran diri, organisasi mahasiswa merupakan wahana bagi mahasiswa berempati dengan situasi yang terjadi di masyarakat yang banyak dihadapkan masalah-masalah sosial terutama menyangkut kesenjangan ekonomi, kecurangan, ketidakadilan, dan ketidakstabilan politik. Pada dasarnya Organisasi mahasiswa adalah sebuah wadah berkumpulnya mahasiswa demi mencapai tujuan bersama.
Peran  mahasiswa dalam setiap perubahan tatanan kenegaraan selama ini sudah menjadi jargon dan pilar utama terjaminnya sebuah tatanan kenegaraan yang demokratis. Dan  semua itu tak terlepas dari Dunia Organisasi Mahasiswa yang merupakan sebuah alur dalam pembelajaran diri dan wadah pendewasaan. Selain berfungsi sebagai pembelajaran diri, organisasi mahasiswa merupakan wahana bagi mahasiswa berempati dengan situasi yang terjadi di masyarakat.
Pandangan masyarakat terhadap organisasi kemahasiswaan pada saat ini mungkin sudah sedikit jauh berbeda dengan  masyarakat pada zaman pra kemerdekaan, jika dulu para mahasiswa bersama organisasinya turun kelapangan melakukan aksi demonstrasi untuk kepentingan rakyat.Melalui gerakan mahasiswa 1966 dan 1998, telah terbukti bahwa mahasiswa melalui organisasinya baik yang bersifat internal kampus maupun eksternal kampus mempunyai bargaing position tersendiri yang ikut serta dalam menentukan maju atau mundurnya negara dan bangsa. Tapi sekarang relitas dilapangan sungguh jauh berbeda, para pemuda banyak melakukan aksi demonstrasi yang didasari oleh kepentingan elit politik, mereka melakukan tawuran dan bahkan ada yang mengatasnamakan agama dengan menjadi anggota teroris.
Melihat begitu banyak peristiwa yang terjadi pada saat ini masyarakat menjadi takut dan kuwatir akan kegiatan organisasi mahasiswa, dan karena itulah tidak banyak diantara mereka yang tidak mengizinkan putra – putri mereka untuk terlibat dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan. Mereka hanya melihat nilai negativnya saja tanpa mau melihat nilai fositinya dulu.

2.      Saran

Untuk mengembalikan merubah pandangan negatif  masyarakat terhadap organisasi kemahasiswaan sebaiknya  mahasiswa melakukan beberapa langkah – langkah :

1.      Melakukan evaluasi diri dengan  mengkaji lebih dalam lagi tentang Tri Darma Perguruan Tinggi.
2.      Organisasi mahasiswa harus lebih meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dengan menghadapkan langsung pada persoalan – persoalan kerakyatan.
3.      Jangan lagi ada aksi demo yang sering membuat bentrokan dengan aparat keamanan,  ada pilihan lain yang menurut pandangan saya lebih mengena dan lebih santun dan meminimalisir terjadinya bentok fisik dengan aparat keamanan sehingga tidak terjadi kericuhan, tidak lain dan tidak bukan adalah  dengan cara membudayakan dan mengembangkan kegiatan intelektual nenulis.












DAFTAR PUSTAKA

 http://intelektualmoeda.blogspot.com/2011/11/pentingnya-organisasi-bagi-mahasiswa.html

http://www.binuscareer.com

http://tkampus.blogspot.com/2012/04/pentingnya-organisasi-bagi-mahasiswa.html

http://zaldym.wordpress.com/2010/07/13/peran-dan-fungsi-organisasi-mahasiswa/
 sumber:http://windidwifirlyani.blogspot.com/2011/09/organisasi-dan-metode.html

http://httparc.blogspot.com/2012/03/posisi-peran-fungsi-dan-kontribusi.html

Label: , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda