Makalah Pengaruh Iklim Terhadap Tanaman Kopi
BAB I
Pendahuluan
A. Latar
Belakang
Perubahan iklim terjadi di berbagai belahan dunia, sehingga menyebabkan
perubahan pola curah hujan, kenaikan muka air laut, dan suhu udara, serta
peningkatan kejadiaan iklim ekstrim berupa banjirdan kekeringan merupakan
beberapa dampak serius perubahan iklim yang dihadapi masyarakat dunia ,
termasuk Indonesia.
Permasalahan
yang mempengaruhi tingkat produksi tanaman adalah iklim dan cuaca yang saat ini
tidak beraturan.Kondisi ini mengakibatkan mutu hasil pertanian yang diperoleh
kurang memuaskan bahkan gagal dikarenakan tidak adanya pemahaman yang baik
dalam mempelajari karakteriktik iklim dan perubahan cuaca yang ekstrim akibat
dari pemanasan global yang terjadi.Pada dasarnya iklim dan cuaca mempunyai
hubungan yang saling terkait satu dengan lainnya. Analisis data iklim dan cuaca
harus secara kompeherensif dan berkelanjutan karena iklim dan cuaca merupakan
sistem yang selalu dapat berubah
Cuaca dan iklim merupakan unsur penting yang
dapat mempengaruhi
laju pertumbuhan seperti; kelembapan, intensitas cahaya,
curah hujan dan temperatur suhu . Untuk menghasilkan produksi
pertanian, kita perlu mengamati segala sesuatu yang terjadi di sekitar lahan
pertanian untuk mengkontrol pertumbuhan suatu tumbuhan atau tanaman. Iklim
adalah keadaan cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama, minimal 30 tahun, yang
sifatnya tetap. Unsur-unsur iklim seperti suhu, curah hujan, kelembaban udara
dan radiasi matahari, selain keadaan tanah, sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan, produksi dan mutu hasil tanaman
Perubahan
ruang dan waktu dalam jangka waktu tertentu mempengaruhi iklim. Dalam skala
waktu tertentu perubahan iklim akan membentuk pola atau siklus tertentu pula,
baik harian, musiman, tahunan, maupun siklus beberapa tahun. Aktivitas manusia
menyebabkan pola iklim berubah secara berkelanjutan, baik dalam skala global
maupun skala lokal. Unsur-unsur iklim seperti suhu, curah hujan, kelembaban
udara dan radiasi matahari, selain keadaan tanah serta OPT(Organisme Pengganggu
Tanaman), sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan, produksi dan mutu hasil
tanaman.
Kopi
merupakan salah satu diantara tiga minuman non alkoholik (kopi, teh, cokelat)
yang tersebar luas. Sudah beberapa abad lamanya, menjadi bahan perdagangan,
karena kopi dapat diolah menjadi minuman yang lezat rasanya. Dengan kata lain
kopi adalah sebagai penyegar badan dan pikiran. Badan yang lemah dan rasa
kantuk dapat hilang setelah minum kopi panas. Lebih-lebih orang yang sudah
menjadi pecandu kopi, bila tidak minum kopi rasanya akan capai dan tak dapat
berpikir (Purba dkk, 2012).
Pasar kopi dunia hampir dikuasai
kopi arabika dan lndonesia hanya menyumbang 10 persen. Sedangkan pangsa pasar
kopi robusta hanya 25 persen dan Indonesia menyumbang 90 persen dari jumlah
tersebut. Di Propinsi Sumatera Selatan kopi merupakan komoditi terbesar ketiga
setelah karet dan kelapa sawit, dengan luas areal sebesar 289.610 dan produksi
sebesar l3l.2l6 ton per tahun (Susilawati dan Robiartini, 2008).
Iklim merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan san produktivitas tanaman. Berdasarkan
gambaran iklim akan dapat diidentifikasika tipe vegetasi yang tumbuh dilokasi
tersebut. Pada kondisi tertentu pengaruh iklim terhadap vegetasi yang
tumbuh di suatu tempat jauh lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh tanah.
Untuk mengetahui apakah tanaman atau mahluk hidup lainnya dapat hidup sesuai
pada iklim tertentu, diperlukan informasi iklim yang lebih rinci dari beberapa
dekade dengan nilai rata- rata bulanan dengan pola sebarannya sepanjang tahun,
sedangkan untuk menduga keragaman tanaman diperlukan informasi
cuaca harian (Setiawan, 2009).
Berdasarkan perubahan iklim yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan terhadap tanaman kopi maka penulis akan
membahas lebih lanjut mengenai pengaruh iklim pada tanaman kopi.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
pengaruh iklim terhadap tanaman kopi?
2. Iklim apa
saja kah yang paling berpengaruh pada tanaman kopi?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengaruh dari iklim terhadap tanaman kopi.
2. Untuk
mengetahui iklim apa yang paling berpengaruh terhadap tanaman kopi.
3. Untuk lebih
mengenal tentang tanaman kopi.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Iklim
Iklim adalah
suatu kondisi rata-rata dari cuaca, dan untuk mengetahui kondisi iklim suatu
tempat, diperlukan nilai rata-rata parameter parameternya selama kurang lebih
10 sampai 30 tahun. Iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan
dinamis yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi. Iklim merupakan komponen
ekosistem dan faktor produksi yang sangat sulit dikendalikan. Dalam praktik
iklim adalah keadaan rata-rata cuaca di suatu daerah yang luas dalam jangka
waktu yang lama.Karena iklim berlaku tetap, maka penelitian tentang iklim
dilakukan dengan, iklim dan cuaca sangat sulit untuk dimodifikasi/dikendalikan
sesuai engan kebutuhan,kalaupun bisa memerlukan biaya dan teknologi yang tinggi.
Iklim/cuaca sering seakan-akan menjadi faktor pembatas produksi.
Pertanian
adalah salah satu sektor dimana didalamnya terdapat penggunaan sumberdaya
hayati untuk memproduksi suatu bahan pangan,bahan baku industri dan sumber
energi. Bagian terbesar penduduk dunia adalah bermata pencaharian dalam bidang
– bidang pertanian dan pertanian juga mencakup berbagai bidang,tetapi pertanian
hanya menyumbang 4% dari PDB dunia.
Iklim
merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi
tanaman. Jenis-jenis dan sifat-sifat iklim bisa menentukkan jenis-jenis tanaman
yang tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. oleh karena itu kajian
klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan.Dampak perubahan iklim
bukan hanya soal naiknya permukaan laut atau perubahan suhu permukaan Bumi.
Lebih penting lagi dampak perubahan iklim yang dapat dirasakan secara dekat dan
nyata adalah dapat menyebabkan kerentanan pangan. Perubahan iklim merupakan
tantangan dan ancaman nyata sektor pertanian dalam menjaga keberlansungan
produksi pangan.
Tidak hanya
menjadi perhatian pada forum internasional, perubahan iklim telah menjadi isu
strategis nasional berbagai negara dalam menghadapi fenomena tersebut. Seiring
dengan semakin berkembangnya isu pemanasan global dan akibatnya pada perubahan
iklim, membuat sektor pertanian begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku
iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim
hujan membuat para petani begitu susah untuk merencanakan masa tanam dan masa panen.
2.
Tanaman Kopi
Tanaman kopi
digolongkan ke dalam genus Coffea keluarga Rubiaceae. Genus Coffea memiliki
lebih dari 100 anggota spesies. Dari jumlah tersebut hanya tiga spesies
yang dibudidayakan untuk tujuan komersial, yakni Coffea arabica, Coffea
canephora, dan Coffea liberica.Tanaman ini adalah spesies tanaman berbentuk
pohon yang tumbuh tegak, bercabang dan bila dibiarkan akan mencapai tinggi 12
meter. Tanaman ini memiliki beberapa jenis cabang reproduksi, cabang primer,
cabang sekunder, cabangkipas, cabang pecut, cabaang balik, dan cabang air
(Simanjutak, 2011).
Pada
umumnya tanaman kopi hanya dimanfaatkan bijinya untuk diekstrak sebagai
minuman. Namun di beberapa tempat ada juga yang mengkonsumsi daunnya dengan
cara diseduh seperti daun teh. Pemanfaatan kayu pohon kopi sebagai bahan
kontruksi dan mebel jarang dilaporkan.
Sebagian besar biji kopi yang
diperdagangkan secara global dihasilkan dari tanaman Coffea arabica dan Coffea
canephora dengan nama popular kopi arabika dan kopi robusta. Sisanya dalam
jumlah yang tidak signifikan merupakan jenis Coffea liberica yang
diperdagangkan dengan nama kopi liberika dan kopi excelsa.
3.
Klasifikasi Tanaman
Upaya
mengklasifikasikan tanaman kopi sudah dimulai sejak tahun 1623 oleh Caspar
Bauhin, seorang botanis asal Swiss. Kemudian dirumuskan secara lebih
komprehensif oleh Carl Linneus dalam karyanya “Species Plantarum” pada tahun
1753. Tanaman kopi yang dikenal saat itu dimasukkan dalam genus Coffea dengan
nama spesies Coffea arabica.Kopi arabika merupakan jenis tanaman kopi yang pertama
kali dibudidayakan. Asal tanaman ini dari dataran tinggi Etiopia. Kemudian
dibawa dan dikembangkan bangsa Arab di Yaman. Di abad ke-17 orang-orang Eropa
membawanya ke Jawa dan Brasil. Hingga akhirnya menyebar ke berbagai belahan
dunia, lihat sejarah kopi.
Kopi robusta
baru ditemukan pada tahun 1898 di Kongo oleh Emil Laurent, seorang pedagang
asal Perancis. Selain di Kongo tanaman ini diperkirakan ada juga di daerah
Sudan, Liberia dan Uganda. Awalnya tanaman ini disebut sebagai
spesies Coffea laurentii sesuai dengan nama penemunya. Belakangan
berdasarkan penamaan ilmiah terkini disebut sebagai Coffea canephora var.
Robusta.
Tidak ada catatan pasti kapan dan
siapa yang menemukan kopi liberika. Tanaman ini ditemukan pertama kali di
daerah Liberia. Selain di Liberia diketahui juga tumbuh di hutan-hutan Burkina
Faso, Pantai Gading, Gabon, Gambia, Gana, Maurtania, Nigeria, Uganda, Kamerun
hingga Angola. Nama ilmiah untuk kopi liberika adalah Coffea liberica var.
Liberika.
Kopi excelsa
ditemukan pada tahun 1905 oleh August Chevalier, seorang botanis asal Perancis.
Awalnya jenis kopi ini dinamakan Coffea excelsa, namun belakangan digolongkan
sebagai salah satu varietas liberika dengan nama Coffea liberica var. Dewevrei.
Dewasa ini hanya ada 3 jenis kopi
yang dibudidayakan untuk tujuan komersial. Pertama, Coffea arabica dikenal
dengan nama arabika. Kedua, Coffea canephora dikenal dengan nama robusta.
Ketiga, Coffea liberica yang memiliki dua varietas yakni Coffea liberica var.
Liberica diperdagangkan dengan nama liberika dan Coffea liberica var.
Dewevrei yang diperdagangkan dengan nama excelsa.
4.
Jenis-Jenis
Tanaman Kopi
4.1 Coffea
arabica
Pohon kopi arabika berbentuk perdu,
namun bila tidak dipangkas ketinggiannya bisa mencapai 6 meter.
Tanaman ini bisa ditanam di bawah naungan pohon peneduh ataupun lahan
terbuka. Pohon kopi arabika memiliki perakaran yang dalam, bisa ditanam secara
tumpang sari dengan tanaman kayu atau tanaman lainnya.
Daun kopi arabika berukuran relatif
kecil dibanding jenis kopi lainnya, panjangnya 10-15 cm dan lebarnya 4-6 cm.
Tanaman bisa menyerbuk sendiri, proses penyerbukan bisa terjadi diantara bungan
yang terdapat dalam satu pohon. Lamanya perkembangan buah sejak berbunga hingga
siap panen berkisar 7-9 bulan. Buahnya berwarna merah ketika matang dan mudah
rontok.
Tanaman kopi arabika hanya tumbuh dengan baik
bila dibudidayakan di atas ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut. Idealnya
ditanaam pada ketinggian 1.200-1.950 meter. Suhu harian rata-rata yang
dibutuhkan tanaman kopi arabika berkisar 15-24°C dengan curah hujan 1.200-2.200
mm per tahun.
4.2 Coffea
canephora var. Robusta
Pohon kopi robusta bisa tumbuh
hingga 12 meter bila tidak dipangkas. Tanaman ini memiliki sistem perakaran
yang dangkal sehingga membutuhkan tanah yang subur. Daun kopi robusta cukup
besar dengan panjang sekitar 20-35 cm dan lebar 8-15 cm.
Tanaman kopi robusta melakukan penyerbukan silang.
Ukuran buahnya lebih kecil dibanding arabika. Diameternya berkisar dari 16-18
mm. Waktu yang diperlukan mulai dari berbunga hingga buah siap panen sekitar
9-11 bulan. Buah yang telah matang tetap kuat menempel pada tangkainya.
Jenis robusta bisa tumbuh dengan baik di dataran yang
lebih rendah dibanding arabika, sekitar 250-1.500 meter dari permukaan laut.
Tanaman ini membutuhkan suhu rata-rata yang lebih hangat, sekitar 18-36°C
dengan curah hujan 2.200-3.000 mm per tahun. Lihat juga artikel kopi robusta.
4.3 Coffea
liberica var. Liberica
Pohon kopi liberika memiliki ukuran
yang cukup besar, bila tidak dipangkas tingginya bisa mencapai 18 meter. Ukuran
buah kopi liberika paling besar diantara kopi budidaya lainnya dengan diameter
sekitar 18-30 mm. Hanya saja rasio berat kering terhadap berat buah segarnya
sangat rendah.
Tanaman kopi liberika bisa hidup dengan baik
pada ketinggian kurang dari 700 meter. Bahkan ada tipe kopi liberika yang
tahan ditanam di lingkungan tanah yang memiliki tingkat keasaman tinggi seperti
lahan gambut.
4.4 Coffea
liberica var. Dewevrei
Pohon kopi excelsa memiliki sifat-sifat yang sangat
mirip dengan liberika. Tidak banyak catatan mengenai karakter jenis kopi ini.
Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah pada rentang ketinggian
0-700 meter dari permukaan laut. Seperti liberika, kopi excelsa dibudidayakan
secara terbatas.
5.
Unsur-Unsur Iklim Yang Mempengaruhi Tanaman Kopi
Tanaman kopi
bisa tumbuh baik pada zone pada 20o lintang utara serta 20o lintang selatan.
indonesia yang terdapat pada 5o lintang utara hingga 10o lintang selatan
mungkin untuk penanaman kopi yang baik. beberapa besar perkebunan kopi di indonesia
terdapat pada 0 - 10o lintang selatan layaknya sumatera selatan, lampung, jawa,
bali, serta sulawesi selatan, dan beberapa kecil perkebunan kopi terdapat pada
0 – 5o lintang utara layaknya aceh serta sumatera utara.
Perkembangan serta perubahan tanaman
kopi di pengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. tiap-tiap type tanaman kopi
menginginkan lingkungan yang tidak sama. unsur-unsur iklim yang banyak punya
pengaruh pada budidaya kopi yaitu elevasi ( ketinggian area), jenis curah hujan,
cahaya matahari/penyinaran.
5.1 Elevasi
Ketinggian area tidak punya pengaruh segera pada perkembangan serta
produksi tanaman kopi, namun factor temperatur yang punya pengaruh pada
perkembangan tanaman kopi. dampak temperatur pada perkembangan serta produksi
tanaman kopi terlebih pembentukan bunga serta buah dan kepekaan pada serangan
penyakit.
Biasanya, tinggi rendahnya temperatur ditentukan oleh ketinggian area dari
permukaan laut. temperatur serta elevasi saling terkait. tem-peratur rata-rata
tahunan di indonesia pada ketinggian permukaan laut lebih kurang 26o c, serta
turun lebih kurang 0, 6o c tiap-tiap ketinggian naik 100 m.Tiap-tiap type kopi
menginginkan temperatur atau elevasi yang tidak sama. kopi arabika bisa ditanam
pada elevasi 500 – 2. 000 m, namun elevasi yang maksimal yaitu 800 – 1. 500 m
dengan temperatur rata-rata tahunan 17 – 21o c. elevasi paling rendah untuk
kopi arabika ditentukan oleh ketahanan tanaman pada serangan penyakit karat
daun.
Sekarang ini di indonesia belum banyak mempunyai type kopi arabika yang
resisten pada penyakit karat daun, hingga beberapa besar kopi arabika ditanam
pada elevasi diatas 800 m serta cuma sedikit yang ditanam pada elevasi 500 –
800 m. elevasi paling tinggi untuk kopi arabika ditentukan oleh serangan embun
upas ( frost ) yang kerap berlangsung pada elevasi diatas 1. 500 m.
Kopi robusta bisa ditanam pada elevasi 0 – 1. 000 m, namun elevasi maksimal
pada 400 – 800 m dengan temperatur rata-rata tahunan 21 – 24o c. semakin tinggi
elevasi semakin lambat perkembangan tanaman kopi, serta semakin lama periode
non-produktifnya. disamping itu, elevasi juga punya pengaruh pada ukuran biji.
pada elevasi yang lebih tinggi ukuran biji jadi semakin besar.
5.2 Jenis Curah
Hujan
Untuk tanaman kopi, distribusi curah hujan lebih mutlak dari pada jumlah
hujan per tahun, tanaman kopi menginginkan periode agak kering sepanjang 3 bln.
untuk pembentukan primordia bunga, florasi, serta penyerbukan. periode kering
ini lebih mutlak untuk kopi robusta yang menyerbuk silang. namun kopi arabika
lebih toleran pada periode kering dikarenakan type kopi ini menyerbuk sendiri.
Tanaman kopi tumbuh optimum di tempat dengan curah hujan 2. 000 – 3. 000 mm
per th., dengan 3 bln. kering, namun memperoleh ”hujan kiriman” yang cukup.
tanaman kopi tetap tumbuh baik di tempat dengan curah hujan 1. 300 – 2. 000 mm
per th., seandainya tanaman kopi diberi mulsa serta irigasi intensif.
Pada akhir musim hujan, cabang-cabang primer mulai membuahkan kuncup bunga.
semula pada ketiak daun terlihat kuncup bunga berukuran kecil yang diselubungi
oleh sepasang daun penumpu. lantas, pada setiap kuncup tumbuh sebagian basic
bunga berwarna hijau yang setelah itu beralih jadi keputihan. kuncup sebagai
calon bunga ini untuk sebagian waktu beristirahat. kuncup bunga yang istirahat
dapat segera tumbuh sesudah turun ”hujan kiriman”. lantas, dapat jadi bunga
dewasa sesudah 7 – 8 hari. apabila hujan kiriman tidak datang, calon bunga tak
lagi tumbuh serta mekar jadi bunga dewasa hingga tanaman gagal berbuah. oleh
dikarenakan itu, apabila ”hujan kiriman” tidak datang, tanaman kopi kerap
diairi.
Bunga kopi yang sudah mekar siap untuk diserbuki. pada waktu bunga mekar
serta siap untuk diserbuki menginginkan cuaca kering serta tidak hujan
sepanjang 1bulan. apabila berlangsung hujan pada waktu penyerbukan, maka tepung
sari dapat menggumpal serta bunga dapat rusak hingga gagal jadi buah.
Perkebunan
kopi di jawa beberapa besar ditanam pada tempat dengan jenis iklim c yang agak
kering, namun di sumatera beberapa besar perkebunan kopi ditanam pada tempat
dengan jenis iklim b yang agak basah. panen buah kopi pada tempat iklim b
relatif merata di banding dengan iklim c. perbedaan jenis curah hujan punya
pengaruh pada rendemen kopi. tanaman kopi yang ditanam di tempat yang lebih
kering membuahkan rendeman kopi lebih tinggi.
5.3 Penyinaran
Tanaman kopi tidak menginginkan cahaya matahari segera didalam jumlah yang
banyak, namun menginginkan cahaya matahari yang teratur. sengatan cahaya
matahari segera didalam jumlah banyak dapat menambah penguapan tanah serta daun
tanaman kopi, hingga mengganggu keseimbangan sistem fotosintesis terlebih pada
musim kemarau.
Cahaya matahari juga punya pengaruh pada pembentukan kuncup bunga. cahaya
matahari yang cukup banyak dapat merangsang terbentuknya kuncup bunga. tanaman
kopi yang terkena cahaya matahari selama th. dengan terus-menerus maka tanaman
tersebut dapat membentuk bunga selama th.. mengakibatkan tanaman kopi dapat
membuahkan bunga melebihi kemampuannya hingga jumlah bunga yang sukses jadi
buah sedikit, disamping itu mutu buah kopi juga rendah.Tanaman kopi
menginginkan cahaya matahari didalam jumlah banyak pada awal musim kemarau atau
akhir musim hujan dikarenakan pada waktu itu tanaman mulai membuahkan kuncup
bunga hingga butuh dirangsang oleh cahaya matahari.
Tanaman kopi biasanya memerlukan pohon penaung. untuk mengatur cahaya
matahari supaya hingga pada tanaman kopi, dikerjakan dengan langkah mengatur
pohon penaung. tanaman penaung diatur supaya tanaman kopi dapat tumbuh pada
area yang teduh namun memperoleh cahaya matahari yang cukup
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap jenis kopi memerlukan tinggi
tempat dari permukaan laut dan temperatur yang berbeda-beda. Untuk jenis
arabica dapat hidup pada 1000-1700 m diatas permukaan laut dengan suhu 16-200C.
Jenis robusta dapat hidup pada 500-1000 m diatas permukaan laut tetapi yang
paling baik 800 m diatas permukaan laut dengan suhu 200C. Pertanaman
kopi arabica yang dekat dengan permukaan laut banyak diserang penyakit karat
daun, sedang ketinggian lebih dari 2000 m sering diganggu embun upas. Jenis
liberica dapat hidup baik didaratan rendah. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman
kopi minimal dalam 1 tahun 1000-2000 mm, optimal 2000-3000 mm sedang di
Indonesia curah hujan terletak antara 2000-3000 mm. Kopi robusta menghendaki
musim kemarau 3-4 bulan, tetapi pada waktu itu harus sering ada hujan yang
cukup.
Musim kering dikehendaki maksimal
1,5 bulan sebelum masa berbunga lebat, sedangkan masa kering sesudah berbunga
lebat sedapat mungkin tidak melebihi dua minggu. Pohon kopi tidak tahan
terhadap angin yang kencang, lebih-lebih dimusim kemarau , karena angin ini
akan mempertinggi penguapan air di permukaan tanah dan juga dapat mematahkan
pohon pelindung, untuk mengurangi hal-hal tersebut ditepi-tepi kebun ditanam
pohon penahan angin. Tanah yang dikehendaki adalah yang mempunyi solum yang
cukup dalam gembur dengan bahan organik yang cukup, karenanya sangat cocok
ditanam pada tanah bekas hutan. Keasaman (pH) tanah 5,5-6,5 dengan air tanah
cukup dalam.
B. Saran
Dari pembahasan yang telah kelompok
kami bahas tentang “pengaruh iklim terhadap tanaman kopi” saran dari kelompok
kami adalah sebelum penanaman kopi dilakukan. Hal pertama yang terlebih dulu
dilakukan adalah melihat jenis tanaman kopi yang akan kita tanam, setelah kita
lihat apakah cocok di tanam dengan suasana iklim di daerah tersebut atau tidak.
Sehingga hasil yang didapatkan adalah hasil produksi yang baik.
Label: karya ilmiah, makalah
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda