Kamis, 02 Mei 2019

Makalah Pengaruh Iklim Terhadap Tanaman Kopi





BAB I
Pendahuluan

A.    Latar Belakang
Perubahan iklim terjadi di berbagai belahan dunia, sehingga menyebabkan perubahan pola curah hujan, kenaikan muka air laut, dan suhu udara, serta peningkatan kejadiaan iklim ekstrim berupa banjirdan kekeringan merupakan beberapa dampak serius perubahan iklim yang dihadapi masyarakat dunia , termasuk Indonesia.
 Permasalahan yang mempengaruhi tingkat produksi tanaman adalah iklim dan cuaca yang saat ini tidak beraturan.Kondisi ini mengakibatkan mutu hasil pertanian yang diperoleh kurang memuaskan bahkan gagal dikarenakan tidak adanya pemahaman yang baik dalam mempelajari karakteriktik iklim dan perubahan cuaca yang ekstrim akibat dari pemanasan global yang terjadi.Pada dasarnya iklim dan cuaca mempunyai hubungan yang saling terkait satu dengan lainnya. Analisis data iklim dan cuaca harus secara kompeherensif dan berkelanjutan karena iklim dan cuaca merupakan sistem yang selalu dapat berubah
           Cuaca dan iklim merupakan  unsur penting yang  dapat mempengaruhi laju pertumbuhan seperti; kelembapan,  intensitas cahaya, curah hujan dan temperatur suhu . Untuk menghasilkan produksi pertanian, kita perlu mengamati segala sesuatu yang terjadi di sekitar lahan pertanian untuk mengkontrol pertumbuhan suatu tumbuhan atau tanaman. Iklim adalah keadaan cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama, minimal 30 tahun, yang sifatnya tetap. Unsur-unsur iklim seperti suhu, curah hujan, kelembaban udara dan radiasi matahari, selain keadaan tanah, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan, produksi dan mutu hasil tanaman
Perubahan ruang dan waktu dalam jangka waktu tertentu mempengaruhi iklim. Dalam skala waktu tertentu perubahan iklim akan membentuk pola atau siklus tertentu pula, baik harian, musiman, tahunan, maupun siklus beberapa tahun. Aktivitas manusia menyebabkan pola iklim berubah secara berkelanjutan, baik dalam skala global maupun skala lokal. Unsur-unsur iklim seperti suhu, curah hujan, kelembaban udara dan radiasi matahari, selain keadaan tanah serta OPT(Organisme Pengganggu Tanaman), sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan, produksi dan mutu hasil tanaman.
Kopi merupakan salah satu diantara tiga minuman non alkoholik (kopi, teh, cokelat) yang tersebar luas. Sudah beberapa abad lamanya, menjadi bahan perdagangan, karena kopi dapat diolah menjadi minuman yang lezat rasanya. Dengan kata lain kopi adalah sebagai penyegar badan dan pikiran. Badan yang lemah dan rasa kantuk dapat hilang setelah minum kopi panas. Lebih-lebih orang yang sudah menjadi pecandu kopi, bila tidak minum kopi rasanya akan capai dan tak dapat berpikir (Purba dkk, 2012).
Pasar kopi dunia hampir dikuasai kopi arabika dan lndonesia hanya menyumbang 10 persen. Sedangkan pangsa pasar kopi robusta hanya 25 persen dan Indonesia menyumbang 90 persen dari jumlah tersebut. Di Propinsi Sumatera Selatan kopi merupakan komoditi terbesar ketiga setelah karet dan kelapa sawit, dengan luas areal sebesar 289.610 dan produksi sebesar l3l.2l6 ton per tahun (Susilawati dan Robiartini, 2008).
Iklim  merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan san produktivitas tanaman. Berdasarkan gambaran iklim akan dapat diidentifikasika tipe vegetasi yang tumbuh dilokasi tersebut.  Pada kondisi tertentu pengaruh iklim terhadap vegetasi yang tumbuh di suatu tempat jauh lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh tanah. Untuk mengetahui apakah tanaman atau mahluk hidup lainnya dapat hidup sesuai pada iklim tertentu, diperlukan informasi iklim yang lebih rinci dari beberapa dekade dengan nilai rata- rata bulanan dengan pola sebarannya sepanjang tahun, sedangkan untuk menduga  keragaman tanaman  diperlukan informasi cuaca harian (Setiawan, 2009).
Berdasarkan perubahan iklim yang dapat mempengaruhi pertumbuhan  terhadap tanaman kopi maka penulis akan membahas lebih lanjut mengenai pengaruh iklim pada tanaman kopi.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengaruh iklim terhadap tanaman kopi?
2.      Iklim apa saja kah yang paling berpengaruh pada tanaman kopi?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengaruh dari iklim terhadap tanaman kopi.
2.      Untuk mengetahui iklim apa yang paling berpengaruh terhadap tanaman kopi.
3.      Untuk lebih mengenal tentang tanaman kopi.




























BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Iklim
Iklim adalah suatu kondisi rata-rata dari cuaca, dan untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat, diperlukan nilai rata-rata parameter parameternya selama kurang lebih 10 sampai 30 tahun. Iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi. Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat sulit dikendalikan. Dalam praktik iklim adalah keadaan rata-rata cuaca di suatu daerah yang luas dalam jangka waktu yang lama.Karena iklim berlaku tetap, maka penelitian tentang iklim dilakukan dengan, iklim dan cuaca sangat sulit untuk dimodifikasi/dikendalikan sesuai engan kebutuhan,kalaupun bisa memerlukan biaya dan teknologi yang tinggi. Iklim/cuaca sering seakan-akan menjadi faktor pembatas produksi.
Pertanian adalah salah satu sektor dimana didalamnya terdapat penggunaan sumberdaya hayati untuk memproduksi suatu bahan pangan,bahan baku industri dan sumber energi. Bagian terbesar penduduk dunia adalah bermata pencaharian dalam bidang – bidang pertanian dan pertanian juga mencakup berbagai bidang,tetapi pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia.
Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis-jenis dan sifat-sifat iklim bisa menentukkan jenis-jenis tanaman yang tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan.Dampak perubahan iklim bukan hanya soal naiknya permukaan laut atau perubahan suhu permukaan Bumi. Lebih penting lagi dampak perubahan iklim yang dapat dirasakan secara dekat dan nyata adalah dapat menyebabkan kerentanan pangan. Perubahan iklim merupakan tantangan dan ancaman nyata sektor pertanian dalam menjaga keberlansungan produksi pangan.
Tidak hanya menjadi perhatian pada forum internasional, perubahan iklim telah menjadi isu strategis nasional berbagai negara dalam menghadapi fenomena tersebut. Seiring dengan semakin berkembangnya isu pemanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim, membuat sektor pertanian begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah untuk merencanakan masa tanam dan masa panen.
2.      Tanaman Kopi
Tanaman kopi digolongkan ke dalam genus Coffea keluarga Rubiaceae. Genus Coffea memiliki lebih dari 100 anggota spesies. Dari jumlah tersebut hanya tiga spesies yang dibudidayakan untuk tujuan komersial, yakni Coffea arabica, Coffea canephora, dan Coffea liberica.Tanaman ini adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang tumbuh tegak, bercabang dan bila dibiarkan akan mencapai tinggi 12 meter. Tanaman ini memiliki beberapa jenis cabang reproduksi, cabang primer, cabang sekunder, cabangkipas, cabang pecut, cabaang balik, dan cabang air (Simanjutak, 2011).
Pada umumnya tanaman kopi hanya dimanfaatkan bijinya untuk diekstrak sebagai minuman. Namun di beberapa tempat ada juga yang mengkonsumsi daunnya dengan cara diseduh seperti daun teh. Pemanfaatan kayu pohon kopi sebagai bahan kontruksi dan mebel jarang dilaporkan.
Sebagian besar biji kopi yang diperdagangkan secara global dihasilkan dari tanaman Coffea arabica dan Coffea canephora dengan nama popular kopi arabika dan kopi robusta. Sisanya dalam jumlah yang tidak signifikan merupakan jenis Coffea liberica yang diperdagangkan dengan nama kopi liberika dan kopi excelsa.
3.      Klasifikasi Tanaman
Upaya mengklasifikasikan tanaman kopi sudah dimulai sejak tahun 1623 oleh Caspar Bauhin, seorang botanis asal Swiss. Kemudian dirumuskan secara lebih komprehensif oleh Carl Linneus dalam karyanya “Species Plantarum” pada tahun 1753. Tanaman kopi yang dikenal saat itu dimasukkan dalam genus Coffea dengan nama spesies Coffea arabica.Kopi arabika merupakan jenis tanaman kopi yang pertama kali dibudidayakan. Asal tanaman ini dari dataran tinggi Etiopia. Kemudian dibawa dan dikembangkan bangsa Arab di Yaman. Di abad ke-17 orang-orang Eropa membawanya ke Jawa dan Brasil. Hingga akhirnya menyebar ke berbagai belahan dunia, lihat sejarah kopi.
Kopi robusta baru ditemukan pada tahun 1898 di Kongo oleh Emil Laurent, seorang pedagang asal Perancis. Selain di Kongo tanaman ini diperkirakan ada juga di daerah Sudan, Liberia dan Uganda. Awalnya tanaman ini disebut sebagai spesies Coffea laurentii sesuai dengan nama penemunya. Belakangan berdasarkan penamaan ilmiah terkini disebut sebagai Coffea canephora var. Robusta.
Tidak ada catatan pasti kapan dan siapa yang menemukan kopi liberika. Tanaman ini ditemukan pertama kali di daerah Liberia. Selain di Liberia diketahui juga tumbuh di hutan-hutan Burkina Faso, Pantai Gading, Gabon, Gambia, Gana, Maurtania, Nigeria, Uganda, Kamerun hingga Angola. Nama ilmiah untuk kopi liberika adalah Coffea liberica var. Liberika.
Kopi excelsa ditemukan pada tahun 1905 oleh August Chevalier, seorang botanis asal Perancis. Awalnya jenis kopi ini dinamakan Coffea excelsa, namun belakangan digolongkan sebagai salah satu varietas liberika dengan nama Coffea liberica var. Dewevrei.
Dewasa ini hanya ada 3 jenis kopi yang dibudidayakan untuk tujuan komersial. Pertama, Coffea arabica dikenal dengan nama arabika. Kedua, Coffea canephora dikenal dengan nama robusta. Ketiga, Coffea liberica yang memiliki dua varietas yakni Coffea liberica var. Liberica diperdagangkan dengan nama liberika dan Coffea liberica var. Dewevrei yang diperdagangkan dengan nama excelsa.

4.        Jenis-Jenis Tanaman Kopi
4.1  Coffea arabica
Pohon kopi arabika berbentuk perdu, namun bila tidak dipangkas ketinggiannya bisa mencapai 6 meter. Tanaman ini bisa ditanam di bawah naungan pohon peneduh ataupun lahan terbuka. Pohon kopi arabika memiliki perakaran yang dalam, bisa ditanam secara tumpang sari dengan tanaman kayu atau tanaman lainnya.
Daun kopi arabika berukuran relatif kecil dibanding jenis kopi lainnya, panjangnya 10-15 cm dan lebarnya 4-6 cm. Tanaman bisa menyerbuk sendiri, proses penyerbukan bisa terjadi diantara bungan yang terdapat dalam satu pohon. Lamanya perkembangan buah sejak berbunga hingga siap panen berkisar 7-9 bulan. Buahnya berwarna merah ketika matang dan mudah rontok.
Tanaman kopi arabika hanya tumbuh dengan baik bila dibudidayakan di atas ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut. Idealnya ditanaam pada ketinggian 1.200-1.950 meter. Suhu harian rata-rata yang dibutuhkan tanaman kopi arabika berkisar 15-24°C dengan curah hujan 1.200-2.200 mm per tahun.
4.2  Coffea canephora var. Robusta
Pohon kopi robusta bisa tumbuh hingga 12 meter bila tidak dipangkas. Tanaman ini memiliki sistem perakaran yang dangkal sehingga membutuhkan tanah yang subur. Daun kopi robusta cukup besar dengan panjang sekitar 20-35 cm dan lebar 8-15 cm.
Tanaman kopi robusta melakukan penyerbukan silang. Ukuran buahnya lebih kecil dibanding arabika. Diameternya berkisar dari 16-18 mm. Waktu yang diperlukan mulai dari berbunga hingga buah siap panen sekitar 9-11 bulan. Buah yang telah matang tetap kuat menempel pada tangkainya.
Jenis robusta bisa tumbuh dengan baik di dataran yang lebih rendah dibanding arabika, sekitar 250-1.500 meter dari permukaan laut. Tanaman ini membutuhkan suhu rata-rata yang lebih hangat, sekitar 18-36°C dengan curah hujan 2.200-3.000 mm per tahun. Lihat juga artikel kopi robusta.
4.3  Coffea liberica var. Liberica
Pohon kopi liberika memiliki ukuran yang cukup besar, bila tidak dipangkas tingginya bisa mencapai 18 meter. Ukuran buah kopi liberika paling besar diantara kopi budidaya lainnya dengan diameter sekitar 18-30 mm. Hanya saja rasio berat kering terhadap berat buah segarnya sangat rendah.
Tanaman kopi liberika bisa hidup dengan baik pada ketinggian kurang dari 700 meter. Bahkan ada tipe kopi liberika yang tahan ditanam di lingkungan tanah yang memiliki tingkat keasaman tinggi seperti lahan gambut.
4.4  Coffea liberica var. Dewevrei
Pohon kopi excelsa memiliki sifat-sifat yang sangat mirip dengan liberika. Tidak banyak catatan mengenai karakter jenis kopi ini. Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah pada rentang ketinggian 0-700 meter dari permukaan laut. Seperti liberika, kopi excelsa dibudidayakan secara terbatas.

5.      Unsur-Unsur Iklim Yang Mempengaruhi Tanaman Kopi
Tanaman kopi bisa tumbuh baik pada zone pada 20o lintang utara serta 20o lintang selatan. indonesia yang terdapat pada 5o lintang utara hingga 10o lintang selatan mungkin untuk penanaman kopi yang baik. beberapa besar perkebunan kopi di indonesia terdapat pada 0 - 10o lintang selatan layaknya sumatera selatan, lampung, jawa, bali, serta sulawesi selatan, dan beberapa kecil perkebunan kopi terdapat pada 0 – 5o lintang utara layaknya aceh serta sumatera utara.
Perkembangan serta perubahan tanaman kopi di pengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. tiap-tiap type tanaman kopi menginginkan lingkungan yang tidak sama. unsur-unsur iklim yang banyak punya pengaruh pada budidaya kopi yaitu elevasi ( ketinggian area), jenis curah hujan, cahaya matahari/penyinaran.

5.1  Elevasi
Ketinggian area tidak punya pengaruh segera pada perkembangan serta produksi tanaman kopi, namun factor temperatur yang punya pengaruh pada perkembangan tanaman kopi. dampak temperatur pada perkembangan serta produksi tanaman kopi terlebih pembentukan bunga serta buah dan kepekaan pada serangan penyakit.
Biasanya, tinggi rendahnya temperatur ditentukan oleh ketinggian area dari permukaan laut. temperatur serta elevasi saling terkait. tem-peratur rata-rata tahunan di indonesia pada ketinggian permukaan laut lebih kurang 26o c, serta turun lebih kurang 0, 6o c tiap-tiap ketinggian naik 100 m.Tiap-tiap type kopi menginginkan temperatur atau elevasi yang tidak sama. kopi arabika bisa ditanam pada elevasi 500 – 2. 000 m, namun elevasi yang maksimal yaitu 800 – 1. 500 m dengan temperatur rata-rata tahunan 17 – 21o c. elevasi paling rendah untuk kopi arabika ditentukan oleh ketahanan tanaman pada serangan penyakit karat daun.
Sekarang ini di indonesia belum banyak mempunyai type kopi arabika yang resisten pada penyakit karat daun, hingga beberapa besar kopi arabika ditanam pada elevasi diatas 800 m serta cuma sedikit yang ditanam pada elevasi 500 – 800 m. elevasi paling tinggi untuk kopi arabika ditentukan oleh serangan embun upas ( frost ) yang kerap berlangsung pada elevasi diatas 1. 500 m.
Kopi robusta bisa ditanam pada elevasi 0 – 1. 000 m, namun elevasi maksimal pada 400 – 800 m dengan temperatur rata-rata tahunan 21 – 24o c. semakin tinggi elevasi semakin lambat perkembangan tanaman kopi, serta semakin lama periode non-produktifnya. disamping itu, elevasi juga punya pengaruh pada ukuran biji. pada elevasi yang lebih tinggi ukuran biji jadi semakin besar.
5.2  Jenis Curah Hujan
Untuk tanaman kopi, distribusi curah hujan lebih mutlak dari pada jumlah hujan per tahun, tanaman kopi menginginkan periode agak kering sepanjang 3 bln. untuk pembentukan primordia bunga, florasi, serta penyerbukan. periode kering ini lebih mutlak untuk kopi robusta yang menyerbuk silang. namun kopi arabika lebih toleran pada periode kering dikarenakan type kopi ini menyerbuk sendiri.
Tanaman kopi tumbuh optimum di tempat dengan curah hujan 2. 000 – 3. 000 mm per th., dengan 3 bln. kering, namun memperoleh ”hujan kiriman” yang cukup. tanaman kopi tetap tumbuh baik di tempat dengan curah hujan 1. 300 – 2. 000 mm per th., seandainya tanaman kopi diberi mulsa serta irigasi intensif.
Pada akhir musim hujan, cabang-cabang primer mulai membuahkan kuncup bunga. semula pada ketiak daun terlihat kuncup bunga berukuran kecil yang diselubungi oleh sepasang daun penumpu. lantas, pada setiap kuncup tumbuh sebagian basic bunga berwarna hijau yang setelah itu beralih jadi keputihan. kuncup sebagai calon bunga ini untuk sebagian waktu beristirahat. kuncup bunga yang istirahat dapat segera tumbuh sesudah turun ”hujan kiriman”. lantas, dapat jadi bunga dewasa sesudah 7 – 8 hari. apabila hujan kiriman tidak datang, calon bunga tak lagi tumbuh serta mekar jadi bunga dewasa hingga tanaman gagal berbuah. oleh dikarenakan itu, apabila ”hujan kiriman” tidak datang, tanaman kopi kerap diairi.
Bunga kopi yang sudah mekar siap untuk diserbuki. pada waktu bunga mekar serta siap untuk diserbuki menginginkan cuaca kering serta tidak hujan sepanjang 1bulan. apabila berlangsung hujan pada waktu penyerbukan, maka tepung sari dapat menggumpal serta bunga dapat rusak hingga gagal jadi buah.
Perkebunan kopi di jawa beberapa besar ditanam pada tempat dengan jenis iklim c yang agak kering, namun di sumatera beberapa besar perkebunan kopi ditanam pada tempat dengan jenis iklim b yang agak basah. panen buah kopi pada tempat iklim b relatif merata di banding dengan iklim c. perbedaan jenis curah hujan punya pengaruh pada rendemen kopi. tanaman kopi yang ditanam di tempat yang lebih kering membuahkan rendeman kopi lebih tinggi.
5.3  Penyinaran
Tanaman kopi tidak menginginkan cahaya matahari segera didalam jumlah yang banyak, namun menginginkan cahaya matahari yang teratur. sengatan cahaya matahari segera didalam jumlah banyak dapat menambah penguapan tanah serta daun tanaman kopi, hingga mengganggu keseimbangan sistem fotosintesis terlebih pada musim kemarau.
Cahaya matahari juga punya pengaruh pada pembentukan kuncup bunga. cahaya matahari yang cukup banyak dapat merangsang terbentuknya kuncup bunga. tanaman kopi yang terkena cahaya matahari selama th. dengan terus-menerus maka tanaman tersebut dapat membentuk bunga selama th.. mengakibatkan tanaman kopi dapat membuahkan bunga melebihi kemampuannya hingga jumlah bunga yang sukses jadi buah sedikit, disamping itu mutu buah kopi juga rendah.Tanaman kopi menginginkan cahaya matahari didalam jumlah banyak pada awal musim kemarau atau akhir musim hujan dikarenakan pada waktu itu tanaman mulai membuahkan kuncup bunga hingga butuh dirangsang oleh cahaya matahari.
Tanaman kopi biasanya memerlukan pohon penaung. untuk mengatur cahaya matahari supaya hingga pada tanaman kopi, dikerjakan dengan langkah mengatur pohon penaung. tanaman penaung diatur supaya tanaman kopi dapat tumbuh pada area yang teduh namun memperoleh cahaya matahari yang cukup



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Setiap jenis kopi memerlukan tinggi tempat dari permukaan laut dan temperatur yang berbeda-beda. Untuk jenis arabica dapat hidup pada 1000-1700 m diatas permukaan laut dengan suhu 16-200C. Jenis robusta dapat hidup pada 500-1000 m diatas permukaan laut tetapi yang paling baik 800 m diatas permukaan laut dengan suhu 200C. Pertanaman kopi arabica yang dekat dengan permukaan laut banyak diserang penyakit karat daun, sedang ketinggian lebih dari 2000 m sering diganggu embun upas. Jenis liberica dapat hidup baik didaratan rendah. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman kopi minimal dalam 1 tahun 1000-2000 mm, optimal 2000-3000 mm sedang di Indonesia curah hujan terletak antara 2000-3000 mm. Kopi robusta menghendaki musim kemarau 3-4 bulan, tetapi pada waktu itu harus sering ada hujan yang cukup.
Musim kering dikehendaki maksimal 1,5 bulan sebelum masa berbunga lebat, sedangkan masa kering sesudah berbunga lebat sedapat mungkin tidak melebihi dua minggu. Pohon kopi tidak tahan terhadap angin yang kencang, lebih-lebih dimusim kemarau , karena angin ini akan mempertinggi penguapan air di permukaan tanah dan juga dapat mematahkan pohon pelindung, untuk mengurangi hal-hal tersebut ditepi-tepi kebun ditanam pohon penahan angin. Tanah yang dikehendaki adalah yang mempunyi solum yang cukup dalam gembur dengan bahan organik yang cukup, karenanya sangat cocok ditanam pada tanah bekas hutan. Keasaman (pH) tanah 5,5-6,5 dengan air tanah cukup dalam.
B.     Saran
Dari pembahasan yang telah kelompok kami bahas tentang “pengaruh iklim terhadap tanaman kopi” saran dari kelompok kami adalah sebelum penanaman kopi dilakukan. Hal pertama yang terlebih dulu dilakukan adalah melihat jenis tanaman kopi yang akan kita tanam, setelah kita lihat apakah cocok di tanam dengan suasana iklim di daerah tersebut atau tidak. Sehingga hasil yang didapatkan adalah hasil produksi yang baik.

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda